Disiplin Kerja dan Faktor-Faktor Pemicunya

disiplin kerja

Kedisiplinan adalah fungsi operasional manajemen sumber daya manusia yang terpenting. Hal itu karena semakin baik disiplin kerja pegawai, semakin baik pula kinerja yang dapat dicapai oleh organisasi atau perusahaan. Tanpa disiplin yang baik, sulit rasanya bagi suatu organisasi untuk mencapai hasil yang optimal.

Kedisiplinan juga merupakan aspek utama yang diperlukan sebagai alat evaluasi dan peringatan terhadap pegawai yang tidak mau berubah sifat dan perilakunya. Seorang pegawai dikatakan memiliki disiplin yang baik jika pegawai tersebut memiliki rasa tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan kepadanya.

Wujud utama kedisiplinan dalam pekerjaan adalah disiplin kerja. Disiplin kerja adalah suatu alat yang dipergunakan manajemen untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang dalam memenuhi segala peraturan perusahaan (Rivai, 2011: 825).

Disiplin kerja dapat dilihat melalui ciri-ciri atau indikator yang tercermin pada karyawan.

Ciri-Ciri Disiplin Kerja

Lalu apa yang menjadi indikator atau ciri utama saat seseorang memiliki disiplin kerja? Disiplin ditunjukkan melalui kondisi atau sikap hormat yang ada pada diri karyawan terhadap peraturan dan ketetapan perusahaan. Cerminan disiplin pada seorang karyawan adalah sebagai berikut.

  1. Tingginya rasa kepedulian karyawan terhadap pencapaian tujuan perusahaan.
  2. Tingginya semangat dan gairah kerja dan inisiatif para karyawan dalam melakukan pekerjaan.
  3. Besarnya rasa tanggung jawab para karyawan untuk melaksanakan tugas dengan sebaik baiknya.
  4. Berkembangnya rasa memiliki dan rasa solidaritas yang tinggi di kalangan karyawan.
  5. Meningkatnya efisiensi dan produktivitas kerja para karyawan.

Bagaimana cara mewujudkan berbagai indikator di atas dalam manajemen sumber daya manusia? Terdapat beberapa faktor penunjang dalam membangun kedisiplinan karyawan.

Faktor-faktor Pemicu Disiplin Kerja

Menurut Singodimenjo dalam Sutrisno (2011: 86) faktor-faktor yang memengaruhi kedisiplinan pegawai adalah sebagai berikut.

  1. Besar kecilnya (keseimbangan) kompensasi
    Kompensasi adalah salah satu faktor terbesar dalam kedisiplinan. Besar kecilnya kompensasi memengaruhi secara langsung terhadap kedisiplinan. Karyawan akan mematuhi segala peraturan yang berlaku, jika ia merasa mendapat jaminan balas jasa yang setimpal dengan jerih payah yang telah ia berikan bagi perusahaan.
  2. Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan
    Keteladanan pimpinan sangat penting, karena dalam lingkungan perusahaan, semua karyawan akan selalu memperhatikan seperti apa kedisiplinan pimpinan mereka. Hal ini berkaitan dengan apakah pemimpin dapat menegakkan disiplin dirinya sendiri dan apakah ucapan, perbuatan, dan sikapnya juga ikut menjunjung berbagai norma dan peraturan yang dibuat di perusahaan? Jika tidak, dapat memicu opini yang menyebutkan kemunafikan, karena pimpinan mereka sendiri tidak menegakkan kedisiplinan. Hal itu tentunya dapat merugikan aturan disiplin yang sudah ditetapkan.
  3. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan
    Pembinaan disiplin tidak akan dapat terlaksana dalam perusahaan jika tidak ada aturan tertulis yang pasti untuk dapat dijadikan pegangan bersama. Tanpa aturan yang konkret maka tidak dapat terwujud juga disiplin kerja yang nyata.
  4. Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan
    Jika ada seseorang karyawan yang melanggar disiplin, maka perlu ada keberanian pimpinan untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan pelanggaran yang dibuatnya. Sebaliknya, jika seorang karyawan memberikan pencapaian yang luar biasa, atasan harus mampu memuji dan memberikan kompensasi lebih.
  5. Ada tidaknya pengawasan pimpinan
    Dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan perlu ada pengawasan yang akan mengarahkan para karyawan agar dapat melaksanakan pekerjaan dengan tepat dan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Hal ini bukan berarti setiap gerak-gerik karyawan harus diperhatikan. Justru sebaiknya, misalnya harus terdapat delegasi pengawasan yang seimbang dalam aspek teknis tugas dan aspek manajemen pekerjaan secara umum, sehingga visibilitas data untuk evaluasi pengawasan tampak dengan jelas.
  6. Ada tidaknya perhatian kepada karyawan
    Karyawan adalah manusia yang mempunyai perbedaan karakter antara yang satu dengan yang lain. Setiap karakter memiliki kerelaan dan daya patuh yang berbeda. Namun seperti apapun karakter manusia, terdapat pendekatan terbaik agar mereka dapat rela dan patuh terhadap peraturan dan menaati norma-norma yang berlaku di sekitarnya.

Pada akhirnya, setiap manajemen juga  harus mampu memastikan bahwa karyawan tertib dalam melaksanakan tugas dan mematuhi peraturan organisasi. Selain itu, disiplin kerja adalah hal yang harus harus dirawat keadilannya dengan konsisten. Kedisiplinan yang sifatnya memaksa hanyalah kedisiplinan semu yang sebetulnya tidak akan menyumbang kinerja optimal terhadap perusahaan.

Artinya, apabila karyawan menghadapi tantangan tindakan disiplin, pemberi kerja harus dapat membuktikan bahwa karyawan yang terlibat dalam keadaan perilaku yang patut atau tidak patut untuk dihukum. Selain itu manajemen juga harus terus belajar bagaimana cara mengelola disiplin yang adil dan baik seiring dengan karyawannya yang harus berusaha pula untuk menjadi semakin disiplin.

Referensi

Rivai, Veithzal. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan: dari Teori ke Praktik, Jakarta : RajaGrafindo Persada

Sutrisno, Edy. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan Ketiga. : Jakarta Kencana Prenada Media Group.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *